Kamis, 26 November 2009

HARI RAYA KURBAN

Assalamu'alaikum warahmatullohi wabarokatuh,
Idul Adha atau yang lebih dikenal dengan istilah Hari Raya Qurban merupakan salah satu hari raya yang begitu akbar dirayakan oleh seluruh umat Islam baik di bumi Nusantara maupun di belahan dunia lainnya. Dikumandangkannya Takbir, Tahlil dan Tahmid sejak 10 Dzulhijjah sampai 13 Dzulhijjah yang merupakan hari Tasyriq, menandakan, Idul Adha memiliki nuansa dan getaran Tauhidiyah yang sendiri. Perayaan Idul Adha yang ditandai dengan penyembelihan hewan qurban pada hakikatnya membawa pikiran, hati dan keimanan kita larut kepada satu peristiwa besar yang terjadi puluhan abad yang silam. Kisah yang begitu mengharukan dari seorang hamba Allah yang taat yaitu Nabi Ibrahim AS dan...


putranya Ismail yang begitu sabar dan patuh pada perintah Sang Khalik, Allah SWT, yang untaian kisahnya begitu indah dilukiskan dalam Al Quran surah Ash-Shafat ayat 102-105 yang artinya : “Maka ketika anak itu sampai pada umur dewasa yakni sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku yang kusayang, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah, bagaimana pendapatmu.” Dia (Isma'il) menjawab, “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, Insya Allah engkau akan mendapatkanku termasuk orang yang bersabar.” Maka setelah keduanya bertekad bulat dalam berserah diri (kepada Allah) dan dibaringkan pipi (Isma'il) di atas tanah. Kemudian kami berseru kepadanya, “Hai Ibrahim, engkau telah benar-benar melaksakan perintahKu dalam mimpi itu. Demikianlah sesungguhnya Kami membalas orang-orang yang berlaku baik.”'
Pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan putranya Isma'il AS digambarkan Allah SWT sebagai ujian keimanan yang nyata sebagai mana Firman-Nya dalam surah Ash-Shafat ayat 106 yang artinya : “Sesungguhnya ini merupakan uji coba yang nyata.” Dan dalam lanjutan kisah penyembelihan ini Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang menggantikan Nabi Ismail dengan sembelihan dari syurga yakni seekor domba yang besar yang dahulu dikorbankan oleh Habil, putra Nabi Adam AS sebagaimana Firman Allah dalam surah Ash-Shafat 107 yang artinya, “Kami tebus anaknya itu dengan sembelihan besar (seekor domba/kibas).”Ketaatan Nabi Ibrahim AS dalam menjunjung tinggi perintah Allah dan keikhlasan serta kesabaran Nabi Ismail mengundang kekaguman para malaikat yang menyerukan kalimat Takbir, “Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar”, yang disambut Nabi Ibrahim dengan kalimat Tahlil, “Laailaha Illallahu Allahu Akbar”, yang diikuti pula oleh Nabi Ismail dengan ucapan Tahmid, “Allahu Akbar WalillahIlhamd” yang hingga saat ini, rangkaian kalimat yang mulia ini menghiasi ratusan juta bibir umat Islam saat merayakan Idul Adha. Rangkaian kisah keluarga taat yang Allah Abadikan dalam Al Quran nul karim tentunya mengandung banyak hikmah dan pelayaran yang sangat berharga bagi seluruh ummat manusia. Ibnu Katsir, salah seorang ulama Tafsir terkemuka menyatakan apabila Allah SWT mengabadikan satu kisah dalam Al Quran, maka sesungguhnya kisah ini amat bernilai tinggi dan berisikan pelajaran yang sangat berharga bagi manusia. Adapun beberapa hikmah yang dapat kita petik dari peristiwa Idul Qurban antara lain adalah:
Yang pertama, hanya kepada Allah SWT segenap cinta kita curahkan karena Rahmat dan Nikmat-Nya kita terima setiap waktu dan saat yang tiada terhitung banyaknya sekalipun kita gunakan air laut sebagai tintanya dan seluruh ranting pepohonan sebagai penanya. Maka niscaya akan keringlah seluruh lautan dan habislah semua pepohonan sementara nikmat Allah masih banyak yang belum kita tuliskan. Cinta kepada Allah akan berimplikasi pada keikhlasan dan kepatuhan kita dalam menjunjung tinggi perintah-Nya serta menjauhi segala larangan-Nya.
Yang Kedua, Hanya kepada Allah kita persembahkan segala puji, sekalipun pada kenyataannya banyak manusia yang suka dipuji bahkan tidak jarang minta dipuji, karena kepada hakekatnya hanya Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi. Bukankah kita senantiasa melafazkan ayat “Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin” Yang artinya segala puji hanya milik Allah Tuhan seluruh sekalian alam?... Lihat Selengkapnya
Yang ketiga, hanya kepada Allah SWT kita berserah diri amal ibadah yang kita dirikan siang dan malam, Dzikir yang kita lafadzkan pagi dan petang yang didasari dengan niat ikhlas tanpa mengharapkan pujian dari makhlukNya, pada akhirnya akan kita persembahkan kepada Allah sebagai wujud pengabdian hamba kepada Rab-Nya.
Bukankah setiap hari kita berikrar dalam doa Iftitah pada shalat yang kita dirikan bahwa “Sesungguhnya shalatku dan semua ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah buat Allah Tuhan Seluruh sekalian alam.” Karenanya perayaan Idul Adha sudah kita jadikan momentum untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT menjunjung tinggi segala perintahNya, menjauhi semua larangan-Nya, senantiasa berserah diri pada-Nya dan mengharap ampunan serta Ridha-Nya,
Wasalamu'alaikum warahmatullohi wabarokatuh.

Rabu, 25 November 2009

Siap tidak siap kita siapkan anggota keluarga penjadi petarung yang tangguh

Dalam era kompetisi dan dunia tanpa batas memang fungsi negara cukup dominan, tetapi terkadang pada akhirnya hal itu tergantung dari Individu masing masing. Melihat berbagai kendala di dalam negeri, mati kita siapkan anggota keluarga kita dan orang terdekat kita untuk sebanyak banyaknya membekali diri gara menajdi individu yang kuat dalam segala hal, karena itu sebanyak banyak menimba Ilmu dan…..

belajar berkompetisi. System ini diterapkan oleh India terlebih dahulu dan hasilnya dalam hal IT India saingan Utama USA, bahkan sekarang banayk tenaga IT USA dari India karena murah dan bagus.

Memahami situasi dalam negeri dan negara kita saat ini, ahirnya semua harus terpulang kepada keluarga masing masing, walaupun kita tdk meberikan sesuatu ke negara minimal kita tidak jadi beban negara, menambah pasukan pengangguran, atau anak kita dan keluarga kita termasuk bagian dari 900,000 sarjana Pengangguran.. atau yang 2 juta pengangguran.

Manakala Negara belum bisa meberikan lapangan kerja, kita degnan kreatifitas sendiri menciptakan lapangan kerja untuk kita sendiri, untuk itu blog ini dijadikan wadah sebaik baiknya utk membantu sesama membuka wawasan dan bertukar pengalaman.

MUSUH UTAMA BANGSA INI

Korupsi yg sdh mendarah daging , yg merupakah musuh utama bangsa ini, yng membuat kemakmuran tdk kunjung dicapai, pada prinsipnya hanya dapat diberantas melalui kerjasama Rakyat dan Pemerintah.Pemberantasan korupsi harus melibatkan Keluarga, masyarakat dan pemuka agama.

Kita bisa memulai dari rumah sebaiknya ibu dan org Tua menjelaskan klepada anak dan jumlah penghasilan ayahnya


agar sang ayah tdk dipaksa utk memberikan hal yg dia tdk mampu, karena konyolnya kadang seseorang ayah bs Korupsi karena desakan kebutuhan baik utk pribadi maupun keluarga. Siraman Rohani secara reguler akan sangat membantu

Utk memutup kebutuhan Hidup yg gak cukup perlu ada solusi,
roup ini membantu mengajarkan siapun untuk belajar wiraswasta, seperti yg kami kemukakan dari case TPL saja org bisa dapat potensial gain Rp 5, 1 Milyar, yg mungkin seumur Hidup kerja tdk pernah dapat kesempatan.Dan kita tau waktu asset BLBI dulu di lelang murah banyak yg dapat gain dgn mudah, hanya sayang banyak yg nelum tahu dan memahami peluang tersebut, bahkan sebagian dimanfaatkan oleh asing, dan dalam lelang harga 100 dibeli 20 adalah syah syah saja.
diera transfarant kalau kita membagi ilmu dan peluang kita akan dap[at lebih banyak...., mai kta ikut menyadarkan semua pihak utk sadar melawan Korupsi secara bersama.

Kamis, 19 November 2009

IMPIAN

Setiap manusia yang mempunyai perasaan pasti mempunyai impian hidup. Dan impian tersebut slalu berkaitan dengan hal-hal yang besar, kemewahan dalam hidup, jalan keliling dunia.dan sebagainya.

Sering kali impian tersebut diabaikan apabila masalah seperti keuangan, tidak ada jaminan hidup, berhasil dan tidakpercaya impian tersebut bias dimiliki.
Kadangkala impian seseorang itu tidak realistic (agak melampaui batas), membuat mereka mengembalikannya, padahal ini bias dicapai dengan keinginan membara, speri contoh Neil Astrong manusia pertama yang menjejakkan kakinya di bulan, Dato’ Azhar Mansor rakyat Malaysia yang pertama berlayar mengelilingi dunia dan banyak lagi.
Impian mereka ini tidak dicapai dalam jangka waktu yang singkat, realistic dengan impian tersebut. Keberhasilan ini dicapai karena mempunyai prinsif sebagai berikut :

Keinginan yang tinggi untuk memcapai nya (keinginan yang membara)

Percaya kepada diri sendiri (semangat BISA)

Berdisiplin

Kesabaran

Tindakan yang berkelanjutan

UNTUK ITU JANGAN PADAMKAN IMPIAN ANDA ! BERTINDAK SEKARANG ! ANDA PERCAYA DAN ANDA BISA! ! !

Minggu, 08 November 2009

MANUSIA JIKA BERCERMIN

SETELAH MANUSIA BERUSAHA
DAN MEMPEROLEH APA YANG IYA DAHAGAKAN
MANUSIA SEOALH-OLAH MENJADI RAJA DALAM SEHARI

COBA BERDIRI DIDEPAN CERMIN
DAN LIHAT MANUSIA DI DALAM CERMIN ITU
PERHATIKAN APA YANG ADA DI DALAM CERMIN ITU

PERHATIKAN APA YANG IYA
SAMPAIKAN OLOEH MANUSIA DI DALAM CERMIN ITU

DIA BUKAN AYAH, IBU, ATAU SUAMI ANDA
YANG AKAN MENENTUKAN KEJAYAAN MANUSIA ITU

ORANG YANG PALING BERNILAI
TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA
ADALAH ORANYA YANG BERADA DI DALAM CERMIN ITU

ANDA MUNGKIN MERUPAKAN MANUSIA YANG BERTUAH
DAN BERFIKIR MANUSIA SENDIRI SANGAT PANDAI

TAPI MANUSIA DALAM CERMIN ITU
MENGANGGAP KESEMUA ITU PALSU
JIKA MANUSIA TIDAK BERANI MEMANDANGGNYA

MANUSIA MUNGKIN BERJAYA MEMBOHONGI
SELURU DUNIA SAAT INI
DAN TELAH PUN MENDAPAT SAMBUTAN YANG BAIK
DARI ORANG-ORANG YANG RAMAI

TAPI GANJARAN AKHIR YANG MANUSIA DAPATKAN
ADALH KEPAHITAN DAN AIR MATA
JIKA MANUSIA TELAH BERJAYA
MEMBOHONGI MANUSIA DALAM CERMIN ITU

MERASA BODOH (AWAM)


Untuk apa banyak cakap, kalau hanya berkoar, salalu membuat haus, tampa tindak lanjut tampa makna menambah panjang akala baru.

Menanamkan rasa awam ini hanya untuk trik elastis simulasi (seolah-olah) agar diri terlecut lagi bergerak agar sejatinya awam itu tidak terus awam, tetapi berubah nama menjadi pintar. Kemudian kepintaran....

yang dirasakan bias bias bergerak mencari sasaran mamfaat. Tentu sesuai “jalur alternative” masing-masing kita saat ini.

Merasa awam kontra merasa pintar, mersa awam berguna untuk ….. (mohon jangan disalahgunakan) :

- Mengelabui/melengakan/melenakan kawan dan lawan (seolah-olah tapi tidak berbohong dengan mulut. Tapi berbohong melalui tindakan yang tidak bias dibaca pikiran kawan dan lawan. Ini banyak gunanya terutama dalam persaingan baik. Dan nantinya juga berguna untuk mengetahui trik pesaing, misal dalam bisnis dan politik).

- Pesan bidal : semakin banyak diam kobodohan kita akan disembunyikan

- Dengan mersa awam kita terlecut terus untuk terus belajar, mengetahui 1001 hal yang baru.

- Menjadikan kita tidak keras kepala dan menerima kritikan, rendah hati, bias mengakui kesalahan.

- Rahasia tertentu akan keluar dan didapatkan, dan itu adalah ilmu bagi pendengar yang baik (penyelinap pikiran orang ini penting agar biasa tahu sebelum tahu).

- Sifat angkuh, sombong pamer,merasa lebih jadi tersembunyikan.

Secara sungguh (support) merasa awam adalah menanamkan sesungguhnya kita memang masih merasa awam, itu selagi kita masih belum bias memberi mamfaat terhadap keluarga yang lain, terhadap ummat, pada negara, terhadap kemiskinan dsb. Bagaimana tidak, diri sendiri masih ‘payah sih’, sibuk dengan masalah sendiri, kolompok dst. Miskin ilmu miskin harta, bila bertemu buku tadak mau dibaca, ketika berlalu-slalu berpikir, bila bertemu fakir slalu kikir.

Masihkah kita mengaku pintar ? Jika yah dan sudah, berilah mamfaat buat menolong diri sendiri dahulu diteruskan buat orang lain dengan ilmu dan harta itu, sepotong kalimat-seduri sekalipun.

“Tidak sanggup rasanya saya merasa pintar, hebat merasa benar, merasa lebih jika saya belum juga bias memajukan diri sendiri. Bias keluar dari ke-awam-an kesedihan dst.


Mohon maaf jika ada salah gores atau ada kata yang menyinggung, ibarat pepata : kalau ada jarum yang patah jangan disimpan didalam laci, kalau ada salah kata yang terucap jangan disimpan didalam hati.